Tenggelamnya Kapal Van der Wijck bukan cuma judul novel, tapi memang beneran pernah kejadian di dunia nyata. Kapal ini tenggelam di perairan Brondong, dekat Lamongan, Jawa Timur, dan jadi salah satu tragedi maritim paling memilukan di masa Hindia Belanda.
Apa Itu Kapal Van der Wijck?
Van der Wijck adalah kapal uap milik pemerintah kolonial Belanda yang dioperasikan sejak awal 1900-an. Kapal ini termasuk mewah di zamannya, biasa dipakai buat angkut penumpang dan barang antarpulau, terutama rute antara Sumatera dan Jawa.
Kapan dan Gimana Kejadiannya?
Tragedi terjadi tanggal 20 Oktober 1936. Saat itu, kapal berangkat dari Surabaya menuju Makassar, dengan berhenti di beberapa pelabuhan termasuk Tanjung Perak dan Lamongan. Tapi, pas di perairan Brondong, kapal ini oleng, miring, dan akhirnya tenggelam.
Diduga penyebab utamanya adalah kelebihan muatan. Kapal membawa terlalu banyak penumpang dan barang, plus kemungkinan ada kesalahan teknis dalam pengaturan beban.
Korban dan Penanganan
Diperkirakan ada ratusan orang di dalam kapal saat itu. Banyak dari mereka tenggelam karena kapal karam cukup cepat dan alat keselamatan yang sangat terbatas. Proses evakuasi juga kacau, karena komunikasi dan bantuan saat itu belum secepat sekarang. Banyak keluarga korban bahkan nggak tahu kabar pastinya.
Sampai sekarang, jumlah pasti korban jiwa masih simpang siur, karena pencatatan waktu itu belum rapi dan informasinya terbatas.
Kenapa Jarang Dibahas?
Mungkin karena ini terjadi di masa kolonial, dan sebagian besar korban adalah warga pribumi, tragedi ini nggak terlalu banyak tercatat dalam sejarah populer Indonesia. Baru belakangan ini orang mulai tahu setelah kisah ini “dihidupkan” lagi lewat novel dan film.
Penutup: Tragedi yang Harus Diingat
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck adalah pengingat bahwa sejarah Indonesia nggak cuma soal perang atau politik, tapi juga tentang tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat biasa. Semoga kisah ini nggak dilupakan, dan bisa jadi pelajaran buat keselamatan transportasi laut di masa kini.
Komentar
Posting Komentar